Nah, menulis puisi dengan baik itu sebenarnya sangat mudah dan susah. Lho kok? Tapi, benarkan, begitu? Ada beberapa orang mengatakan bahwa “bila saya menulis puisi, saya pasti sedang merasakan sesuatu yang gundah.” Atau ada juga yang bilang, “ aku menulis kegelisahan dalam kesunyian. Jadi, harus ada tempat yang benar-benar sunyi untuk menulis puisi?”
Ada juga yang mengatakan,”puisi itu mudah sekali untuk dibikin. Jadi, konteks dan tempatnya bisa di mana saja asal ada sesuatu yang kita pikirkan untuk kita menulisnya.”
nah, bagaimana dengan Anda?
Ketika Anda sedang merasakan sesuatu hal yang hal itu bisa membuat Anda terkekang atau mungkin Anda berpikir untuk melawan suatu masa yang menurut Anda sedang tidak kondusif. Biasanya, banyak penulis yang memilih puisi sebagai salah satu media perlawanan.
Lihat saja beberapa puisi kritik yang dituliskan oleh WS Rendra Cs. Mereka mencoba melawan pemerintah dengan mengangkat unsure-unsur social budaya.
Ada yang berkiblat ke permasalahan percintaan barangkali. Juga demikian. Puisi itu bisa bertemakan apa saja. Nah berikut saya mencoba membagi dua hal yang perlu di perhatikan dalam menulis puisi;
RIMA
Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Puisi-puisi yang bergaya rima kental biasanya adalah puisi-puisi melayu dan beberapa puisi angkatan dibwah penulis kontemporer. Mereka menulis puisi-puisi seperti bentuk pantun modern. Artinya ada beberapa bunyi yang sama pada setiap pengulangan bunyi yang berselang.
IRAMA
Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggirendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
Nah, di sini dulu perjumpaan kita. Semoga menarik dan bisa menjadi bahan diskusi untuk pengembangan tulisan-tulisan kita selanjutnya…
Mari menulis puisi. Mari melawan hati yang gundah.
Catatan kecil dari saya; bacalah puisi-puisi orang lain agar kuat pada pendiksian. Puisi-puisi penulis Amerika Latin atau puisi-puisi dar Afrika mungkin bisa menjadi rujukan Anda.
Nah, untuk menguatkan Anda menentukan tema yang akan diangkat menjadi puisi. Baiknya Anda baca buku-buku filsafat.
Source : Sastra-Smansata
Post a Comment